PROJECT KEPERAWATAN ANAK ( BERMAIN TERAPEUTIK DAN KOMUNIKASI )
BERMAIN
TERAPEUTIK DAN KOMUNIKASI
Disusun
untuk memenuhi tugas projek mata kuliah Keperawatan Anak
Dosen
Pembimbing : Ns. Zubaidah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.An.

Disusun Oleh Kelompok 4:
Noviana Rohmah 22020115120026
Anandya Dewi Larasati Y. 22020115120006
Dina Fitria Amalia 22020115120013
Ayu Martha Puri 22020115120043
Aulia Zahrani 22020115130068
M. Fikky Hafidz K. 22020115130089
Kelas A15.1
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmatNya, sehingga kami kelompok 4 kelas A15.1 bisa
menyelesaikan projek mata kuliah
Keperawatan Anak mengenai bermain terapeutik dan komunikasi ini dengan tepat
waktu. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Ns. Zubaidah,
S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.An yang sudah membimbing kelompok kami mulai dari konsul
sampai dengan selesainya makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu acuan
untuk mahasiswa keperawatan terutama pada mata kuliah keperawatan anak dalam
memahami definisi dari bermain terapeutik yaitu five finger puppets pada anak. Kami juga berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat agar dapat mengetahui bagaimana bermain terapeutik five finger puppets. Kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah ini. Terima kasih
semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum wr.wb.
Semarang,
1 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ..............................................
KATA
PENGANTAR ..............................................
DAFTAR
ISI ..............................................
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ..............................................
B. Tujuan ..............................................
C. Sasaran ..............................................
D. Rasional
Terapeutik ..............................................
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Konsep
Bermain ..............................................
B. Bermain
Terapeutik ..............................................
C. Expressive Art with Medical Equipment
Activities ................................
BAB
III FIVE
FINGER PUPPETS
A. Deskripsi
Permainan ..............................................
B. Peralatan ..............................................
C. Implementasi ..............................................
D. Organisasi
Kelompok ..............................................
E. Pengaturan
Waktu ..............................................
F. Rencana
Evaluasi ..............................................
G. Hal-Hal
yang harus diperhatikan ..............................................
BAB
IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................
B. Saran ..............................................
DAFTAR
PUSTAKA ..............................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hospitalisasi merupakan hal yang tidak menyenangkan
bagi seorang anak. Menurut Supartini (2004) dalam Putri (2016), hospitalisasi
adalah suatu keadaan dimana seseorang diharuskan tinggal di rumah sakit untuk
dirawat atau menjalani suatu terapi sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Hospitalisasi dapat menjadi penyebab stress, ketakutan, dan kecemasan pada
anak, maupun orang tua anak tersebut.
Hospitalisasi merupakan sebuah stressor dan dapat
menjadi suatu pengalaman yang mengancam bagi seorang anak. Hal ini dapat
terjadi karena anak belum memahami tentang prosedur perawatan yang akan
dilakukan kepadanya, stress karena perubahan status kesehatannya, takut akan
hal-hal yang belum ia ketahui, perbedaan lingkungan antara rumah dan rumah
sakit, serta koping stress yang belum efektif. Anak merupakan populasi yang
sangat rentan terhadap stress, ketakutan, dan kecemasan. Hal ini disebabkan
karena kemampuan koping anak belum sempurna jika dibandingkan dengan kemampuan
koping dari orang dewasa (Utami, 2014).
Stress dan kecemasan yang dialami oleh anak dapat
menyebabkan anak menjadi manja terhadap orang tuanya, menangis atau rewel, dan
menolak tindakan perawatan yang akan diberikan. Hal ini dapat menyebabkan
perawatan menjadi tidak efektif. Stress, ketakutan, dan kecemasan yang dialami
oleh anak dapat diatasi dengan hal yang disukai oleh anak-anak, yaitu bermain.
Perawat dapat membantu anak-anak bermain dengan menggunakan terapi bermain.
Terapi bermain adalah salah satu teknik yang akan
membantu menurunkan ketegangan emosional, seperti stress, ketakutan, dan
kecemasan yang dirasakan oleh anak. Melalui terapi bermain, respon psikis dan
fisiologis stress, ketakutan, dan kecemasan akan berkurang secara bertahap.
Kepercayaan diri dan kemampuan anak dalam berhubungan dengan orang lain juga
dapat meningkat melalui sebuah permainan (Putri, 2016). Jenis terapi bermain
yang kami pilih adalah five finger
puppets.
Five finger
puppets atau boneka lima jari dapat memberikan efek
terapeutik untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi dan
menekspresikan perasaannya dengan teman sebayanya maupun perawat. Terkadang,
anak-anak terlalu takut untuk menyampaikan apa yang ia rasakan sebenarnya,
sehingga perawat kurang mampu mengidentifikasi dan membantu menyelesaikan apa
masalah yang terjadi pada anak tersebut. Dengan menggunakan metode terapi
bermain five finger puppets, kelompok
kami berharap anak yang sedang menjalani hospitalisasi dapat menekspresikan dan
mengatasi stress, ketakutan, dan kecemasan yang dirasakannya.
B.
Tujuan
1. Tujuan
Utama
Mengatasi stress,
ketakutan, dan kecemasan yang dirasakan oleh anak yang sedang menjalani
hospitalisasi
2. Tujuan
Khusus
a. Anak
mampu mengekspresikan stress, ketakutan, dan kecemasan yang ia rasakan secara
lisan
b. Anak
mampu meningkatkan kepercayaan diri
c. Anak
mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan teman sebayanya dan perawat
C.
Sasaran
D.
Rasional
Terapeutik
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Konsep
Bermain
Bermain
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan.
Kegiatan bermain akan mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan
sosial pada anak. Salah satu fungsi bermain adalah sebagai terapi. Bermain
terapeutik adalah aktivitas permainan yang mengandung motivasi instrinsik,
memberi kesenangan, dan kepuasan bagi anak-anak yang terlibat. Bermain
terapeutik juga dapat membantu anak mencegah atau menyelesaikan kesulitan
psikososial dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, melalui
kebebasan eksplorasi dan ekspresi diri (Solikhah, 2011).
Dalam
bermain, media amat sangat penting bagi anak untuk dapat menarik perhatiannya. Salah
satu media permainan yang dapat mendukung kegiatan bercerita adalah media
boneka jari. Media bermain terapeutik berupa boneka dapat diterapkan dalam kegiatan
anak-anak karena aman dan menarik.
B.
Bermain
Terapeutik
C.
Expressive Art with Medical Equipment
Activities
BAB III
FIVE FINGER PUPPETS
A.
Deskripsi
Permainan
Seorang anak pada umumnya tertarik dengan hal-hal yang
unik. Five Finger Puppets (boneka
lima jari) adalah sebuah permainan yang menggunakan jari sebagai media untuk
membuat boneka. Boneka jari relatif lebih fleksibel dan murah serta dapat
dengan mudah digunakan karena cocok pada jari-jari anak.
B.
Peralatan
1. Sarung
tangan
2. Spidol
3. Benang
4. Gunting
5. Lem
6. Kapas
7. Hair
spray
C.
Implementasi
1. Masukkan
bola-bola kapas ke dalam setiap jari dari sarung tangan
2. Tempatkan
sarung tangan pada tangan anak yang tidak dominan
3. Ajarkan
anak menggunakan tangan dominan nya untuk menggambar wajah pada setiap jari
dari sarung tangan tersebut. Semprot sarung tangan dengan hair spray
4. Jika
diinginkan, ajarkan anak melepas sarung tangan dan lem benang pada setiap ujung
jari untuk rambut, kemudian pasang kembali sarung tangan tersebut
5. Ajak
anak berbicara melalui wayang
E.
Organisasi
Kelompok
F.
Pengaturan
Waktu
|
No
|
Waktu
|
Kegiatan
|
|
1
|
5
Menit
|
Persiapan
|
|
2
|
10
Menit
|
Pembukaan
1.
Memusatkan
perhatian anak-anak
2.
Salam
3.
Perkenalan
dengan mahasiswa
4.
Menjelaskan
maksud dan tujuan
5.
Membuat kontrak
waktu
|
|
3
|
20
Menit
|
Pelaksanaan
1.
Memperlihatkan contoh boneka yang
sudah jadi
2.
Memberikan bola-bola kapas dan
sarung tangan
3.
Menjelaskan dan menuntun cara-cara
pembuatan boneka
4.
Memberi reinforcement atas tindakan anak
5.
Menanyakan pada anak boneka seperti apa yang
dibuat oleh anak
6.
Memberi reinforcement positif
|
|
4
|
5
Menit
|
Penutup
1.
Menutup kegiatan
2.
Mengevaluasi perasaan anak
3.
Mengucapkan terima kasih
4.
Salam penutup
|
G.
Rencana
Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kegiatan berjalan sesuai rencana
b. Tempat, media dan alat terapi bermain sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c.
Sasaran terapi
bermain ikut bermain secara aktif dan kooperatif baik dengan mahasiswa maupun
orang tuanya serta tidak meninggalkan ruangan selama kegiatan
3.
Evaluasi hasil
a.
Sasaran menikmati
permainan
b.
Sasaran tidak
mengalami kelelahan setelah melakukan permainan
c.
Sasaran mampu
bersosialisasi dengan teman sebaya
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hockenberry, M.J., & Wilson, D.
(2009). Essentials
of paediatric nursing.
St. Louis: Mosby.
Putri,
B. H. G., dkk. (2016). Efektifitas permainan boneka tangan terhadap penurunan
ketakutan anak hospitalisasi pada usia prasekolah (3-6 tahun) di RSUD Dr. R
Koesma Kabupaten Tuban. Makalah Kesehatan FKUB. 3(3), 128-136.
Solikhah,
Umi. (2011). Therapeutic peer play
sebagai upaya menurunkan kecemasan anak usia sekolah selama hospitalisasi.
Jurnal Keperawatan Soedirman. 6(1), 20-30.
Utami, Yuli. (2014). Dampak Hospitalisasi
terhadap Perkembangan Anak. Jurnal Ilmiah WIDYA. 2(2), 9-20.
Komentar
Posting Komentar