DASAR KEPERAWATAN II ( PRE PLANNING PENDKES)

PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN
“Kebiasaan Memakan Makanan Cepat Saji (Fast food) bagi Kesehatan“
Disusun untuk memenuhi tugas projek mata kuliah Dasar Keperawatan II
Dosen Pembimbing : Ns. Fatikhu Yatuni Asmara, S.Kep., M.Sc.
Hasil gambar untuk logo undip
Disusun Oleh Kelompok 4:
Noviana Rohmah                                22020115120026
Anandya Dewi Larasati Y.                 22020115120006
Dina Fitria Amalia                              22020115120013
Ayu Martha Puri                                 22020115120043
Aulia Zahrani                                      22020115130068
Kelas A15.1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2017
PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) BAGI KESEHATAN

I.          Latar Belakang
Peningkatan kemakmuran, kemajuan teknologi dan westernisasi dapat mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan di masyarakat, khususnya remaja yang cenderung menyukai makanan cepat saji (fast food). Tren mengkonsumsi makanan cepat saji yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan tidak dapat langsung menembus pola pikir anak-anak muda karena secara psikologis dan kepedulian remaja dalam hal kesehatan tidaklah begitu tinggi. Remaja termasuk golongan yang rentan terhadap gizi.
Makan pagi (sarapan) adalah hal yang banyak orang lupakan, khususnya siswa-siswi sehingga seseorang baru mulai makan pada siang hari. Hal tersebut banyak terjadi dikarenakan berangkat sekolah yang cukup pagi, terlambat bangun tidur (kesiangan), dan malas untuk sarapan. Mereka lebih memilih makanan cepat saji karena penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, tempat saji dan penyajian yang higienis, dianggap makanan bergengsi, makanan modern, juga makanan gaul bagi anak muda. Makanan cepat saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana (Lutfi, 2011).
Gaya hidup di kota yang serba praktis memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindari fast food yang banyak mengandung kalori, lemak dan kolesterol. Kurangnya aktivitas fisik dan kehidupan yang disertai stress terutama di kota-kota besar mulai menunjukkan dampak dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas) dan penyakit degeneratif seperti jantung koroner, hipertensi dan diabetes mellitus (Khasanah, 2012). Kesalahan dalam memilih makanan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status gizi. Status gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baik, yaitu pola makan yang didasarkan atas prinsip menu seimbang, alami dan sehat (Kristianti, 2009).
Fast food merupakan makanan cepat saji yang dikenal oleh masyarakat sebagai alternatif makanan yang dibeli dan disajikan secara cepat, praktis, dan waktu persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta rendah serat dan tinggi lemak. Menurut Irianto (2007), fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu penyajiannya yang cepat sehingga tidak menghabiskan waktu yang lama dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, higienis, dan dianggap sebagai makanan bergengsi dan makanan gaul.
Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat di berbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan. Kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis sedangkan dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen.
Survei yang dilakukan oleh AC Nilsen bahwa 69% masyarakat kota di Indonesia mengonsumsi fast food yaitu 33% menyatakan makan siang sebagai waktu yang tepat untuk makan di restoran fast food, 25% untuk makan malam, 9% menyatakan sebagai makanan selingan dan 2% memilih untuk makan pagi (Nilsen, 2008). Hal tersebut akan semakin berkembang sesuai dengan meningkatnya tingkat konsumsi makanan fast food di Indonesia. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentari (gaya hidup malas), berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama terhadap penawaran makanan siap saji (fast food), yang berdampak meningkatkan risiko obesitas (Zametkin et al, 2004 dalam Hidayati dkk, 2009).
Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat, waktu terbatas, anak harus pergi sekolah sementara ibu dan bapak harus segera berangkat kerja, sebagai jalan pintas untuk sarapan disediakanlah makanan siap saji yang memakan waktu penyiapan 3 sampai 5 menit. Siang hari pulang sekolah ibu dan bapak masih bekerja dikantor, anak-anak kembali menikmati makanan siap saji ini. Selain mudah disajikan makanan ini umumnya mempunyai cita rasa yang gurih dan umumnya disukai, terutama oleh anak-anak usia sekolah.
Peran orang tua dalam pengajaran bahaya makanan cepat saji terhadap anak masih sangat terbatas. Kurang adanya informasi dan pengetahuan bahaya akan makanan cepat saji bagi kesehatan menyebabkan makanan cepat saji di Indonesia terus berkembang pesat dan konsumen yang menikmatinya justru tak mengerti konsekuensi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan kesehatan mengenai bahaya mengonsumsi makanan cepat saji terhadap kesehatan bagi para remaja. Karena agar mereka dapat mengubah perilaku dan kesadaran mereka akan bahaya makanan cepat saji bagi kesehatan. Apabila tidak dilakukan akan mengakibatkan semakin banyaknya remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji.
II.       Tujuan
A.    Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan remaja mengerti dan memahami tentang konsumsi makanan cepat saji (fast food) bagi kesehatan.
B.     Tujuan Khusus
1.      Remaja dapat menjelaskan defenisi makanan cepat saji
2.      Remaja dapat mengerti dan menjelaskan bahaya makanan cepat saji
3.      Remaja dapat menghindari makan makanan cepat saji
4.      Remaja dapat mengimplementasi dalam kehidupan sehari-hari untuk tidak makan makanan cepat saji

III.    Rencana Pelaksanaan
A.    Sasaran
Remaja di kelurahan Tembalang dengan jumlah peserta minimal 10 orang.

B.     Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi


C.    Waktu dan Tempat
Hari / tanggal           : Minggu, 7 Mei 2017
Waktu                      : 09.00 s.d. 09.40 WIB
Tempat                     : Balai Desa Banjarsari, Kecamatan Tembalang

D.    Media
Leaflet, media presentasi (microsoft power point)

E.     Setting Tempat
Berbentuk huruf U

 










Keterangan:
                     : Pemateri
 


                     : Peserta


F.     Penyaji
Pemimpin dan Peraga                      : Dina Firia A
Pemateri 1                                        : Ayu Martha P
Pemateri 2                                        : Anandya Dewi L.Y
Kakak fasil dan pendamping 1        : M.Fikky H
Kakak fasil dan pendamping 2        : Aulia Zahrani
Observer                                          : Noviana Rohmah

G.    Susunan Acara
No.
Kegiatan
Penyuluh
Peserta
Media
Waktu
1.
Orientasi

-          Memberi salam dan perkenalan
-          Menjelaskan tujuan, manfaat, dan cakupan dari pendidikan kesehatan
-          Memberikan pertanyaan tertulis untuk diisi peserta mengenai materi penyuluhan (pre test)
-          Menjawab salam
-          Mendengarkan secara aktif
-          Menjawab pertanyaan tertulis
Pertanyaan tertulis

5 menit
2.
Kerja

-          Menjelaskan pengertian dari fast food
-          Menjelaskan jenis dan contoh dari fast food
-          Menjelaskan bahan yang terkandung dalam  fast food
-          Menjelaskan dampak negatif dari fast food
-          Menjelaskan upaya untuk meminimalisir dampak negatif dari fast food
-          Mendengarkan secara aktif
Leaflet
25 menit
3.
Terminasi

-          Mengevaluasi sejauh mana pemahaman peserta dengan memberikan sejumlah pertanyaan tertulis mengenai materi penyuluhan (post test)
-          Menyimpulkan materi dan kegiatan penyuluhan
-          Memberi salam, mengucapkan terima kasih, dan menutup kegiatan penyuluhan
-          Menjawab pertanyaan tertulis
-          Mendengarkan secara aktif
-          Menjawab salam
-          Leaflet
-          Pertanyaan tertulis
10 menit


IV.    Evaluasi
A.    Evaluasi Struktur
1.      Kesiapan mahasiswa dalam memberi materi penyuluhan
2.      Media dan alat yang memadai
3.      Pengaturan tempat dan suasana yang sesuai dengan materi penyuluhan
B.     Evaluasi Proses
1.      Pelaksanaan preplanning sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan
2.      Peserta mengikuti kegiatan secara aktif
3.      Peserta dapat menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi pendidikan kesehatan kepada pemateri
C.    Evaluasi Hasil
1.      Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang terdapat pada post testdengan benar
2.      Terdapat perbedaan pemahaman peserta dilihat dari hasil jawaban  pre test dan post test

V.       Lampiran
A.    Media

B.     Referensi
1.      Definisi Makanan Cepat Saji (Fast food)
Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap secara instan seperti fried chiken, hamburger atau pizza. Fast food  memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung kalori tinggi, tetapi sangat rendah serat dan tinggi kandungan lemak (termasuk kolesterol), gula dan garam. Mudahnya memperoleh makanan siap saji di pasaran memudahkan tersedianya variasi pangan sesuai selera dan daya beli. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat (Sulistijani, 2002 dalam Tarigan 2012).
2.      Jenis-jenis Fast food
Berikut ini adalah makanan siap saji modern yang paling popular diseluruh dunia yang berasal dari beberapa negara, menurut Rahayu (2015):
a.       Hamburger
Hamburger atau sering disebut dengan burger adalah sejenis makanan berupa roti berbentuk bundar yang diiris dua dan ditengahnya diisi dengan patty yang biasa diambil dari daging, kemudian sayur-sayuran berupa selada, tomat, dan bawang bombay. Hamburger berasal dari negara Jerman. Saus burger diberi berbagai jenis saus seperti mayonnaise, saus tomat dan sambal. Beberapa varian burger juga dilengkapi dengan keju, asinan, serta bahan pelengkap lain seperti sosis.
b.      Pizza 
Pizza adalah adonan roti yang umumnya berisi tomat, keju, saus dan bahan lain sesuai selera. Pizza pertama kali popular di negara Italia.
c.       French fries (kentang goreng)
French fries adalah hidangan yang dibuat dari potongan-potongan kentang yang digoreng dalam minyak goreng panas. French fries berasal dari negara Belgia. Kentang goreng bisa dimakan begitu saja sebagai makanan ringan, atau sebagai makanan pelengkap hidangan utama. Kentang goreng memiliki kandungan glukosa dan lemak yang cukup tinggi.
d.      Fried chicken (ayam goreng)
Fried chicken atau ayam goreng pada umumnya jenis makanan siap saji yang umum dijual di restoran makanan siap saji (fast food). Fried chicken umumnya memiliki protein, kolestrol dan lemak.
e.       Spaghetti
Spaghetti berasal dari Italia, namun sudah populer di Indonesia. Spaghetti adalah mie Italia yang berbentuk panjang seperti lidi, yang umumnya di masak 9-12 menit di dalam air mendidih dengan tambahan daging dan isinya.
f.       Fish and Chips
Fish and Chips adalah sebuah nama makanan Barat yang terdiri dari kombinasi antara ikan dan kentang goreng. Rakyat Inggris dan Irlandia menyebutnya dengan istilah chippies atau chipper, dan merupakan menu makan siang murah meriah dikalangan remaja.
g.      Sushi
Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. Sushi juga sudah populer di masyarakat Indonesia.
h.      Croissant
Croissant adalah salah satu jenis roti berbentuk bulan sabit adonannya berbeda dengan adonan roti biasa karena diberi tambahan korsvert (sejenis lemak) dengan pengolahan teknik lipat, sehingga teksturnya terdiri dari lipatan-lipatan kulit roti yang teras empuk tetapi renyah saat kita memakannya. Croissant pertama kali popular di Prancis.
i.        Hot Dog
Hot Dog merupakan makanan siap saji berupa sosis yang diselipkan dalam roti. Mustard, saus tomat, bawang dan mayonnaise dapat melengkapi isiannya.

3.      Bahan yang Terkandung dalam Fast food
Secara umum makanan cepat saji mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam akorbat, kalsium dan folat. Dan berikut ini gambaran kandungan nilai gizi dari beberapa jenis makanan cepat saji yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena pengaruh tren globalisasi menurut Muliany (2005) dalam Tarigan (2012) :
a.       Komposisi gizi Pizza (100 g)
Kalori (483 KKal), Lemak (48 g), Kolesterol (52 g), Karbohidrat (3 g), Gula (3 g), Protein (3 g).
b.      Komposisi gizi Hamburger (100 g) 
Kalori (267 KKal), Lemak (10 g), Kolesterol (29 mg), Protein (11 g), Karbohidrat (33 g), Serat kasar (3 g), Gula (7 g).
c.       Komposisi gizi Donat (I bh = 70 g)
Kalori (210 Kkal), Lemak (8 g), Karbohidrat (32 g), Serat kasar (1 g), Protein (3 g), Gula (11 g), Sodium (260 mg).
d.      Komposisi gizi Fried Chicken (100 g)
Kalori (298 KKal), Lemak (16,8 g), Protein (34,2 g), Karbohidrat (0,1 g). 
e.       Siomay 170 gr 162 kalori
f.       Mie bakso sepiring 400 kalori
g.      Chicken nugget 6 potong: 250 kalori
h.      Mie Instan (1 bungkus) 330 Kalori
i.        Kentang goreng mengandung 220 kalori
j.        Chicken nugget: protein 15,5%, lemak 9,7%, karbohidrat 66,7%

4.      Dampak Negatif Fast food bagi Kesehatan
Manurut Septiyani (2011) dalam Tarigan (2012) dampak negatif dari mengkonsumsi fast food bagi kesehatan antara lain sebagai berikut:
a.       Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Kandungan kolesterol yang tinggi pada makanan cepat saji dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat akan membuat aliran darah tidak lancar yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan jantung koroner.
b.      Membuat Ketagihan
Makanan cepat saji mengandung zat adiktif yang dapat membuat ketagihan dan merangsang untuk ingin terus memakannya sesering mungkin.
c.       Meningkatkan Berat Badan
Jika suka mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga, maka dalam beberapa minggu tubuh akan mengalami penambahan berat badan yang tidak sehat. Lemak yang di dapat dari mengonsumsi makanan cepat saji tidak digunakan dengan baik oleh tubuh jika tidak berolahraga. Lemak inilah yang kemudian tersimpan dan menumpuk dalam tubuh.
d.      Meningkatkan Risiko Kanker
Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.
e.       Memicu Diabetes
Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cepat saji akan memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada penyakit diabetes. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan banyak glukosa menumpuk di aliran darah.
f.       Memicu Tekanan Darah Tinggi
Garam dapat membuat masakan menjadi jauh lebih nikmat. Hampir semua makanan makanan cepat saji mengandung garam yang tinggi. Garam mengandung natrium, ketika kadar natrium dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, volume darah meningkat karena natrium bersifat menarik dan menahan air. Peningkatan ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh yang menyebabkan tekanan darah tinggi.

5.      Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif dari Fast food
Menurut Lubis (2009) dalam Tarigan (2012), untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif makanan siap saji dapat diupayakan dengan beberapa cara antara lain :
a.       Bukan larangan yang menakutkan atau suatu keharusan yang harus dilakukan untuk menghindari makanan siap saji beresiko. Walaupun hidangan yang akan dinikmati umumnya mengandung garam dan lemak tinggi, sebenarnya jenis makanan siap saji beresiko yang indentik dengan fried chicken itu juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Bila harus 1 atau 2 kali dalam sebulan atau 1 kali dalam seminggu ingin menikmati makanan fried chicken dirasa cukup aman dilakukan. Tetapi, apabila frekuensi menikmati makanan ini dilakukan lebih sering lagi, maka sebaiknya ketika menyantap sajian ini hendaknya diimbangi dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
b.      Anjuran yang paling cocok bagi penggemar makanan siap saji adalah hendaknya mereka mengimbangi konsumsi makanan tinggi lemak protein dengan makanan tinggi serat seperti sayuran, baik yang disajikan dalam bentuk mentah misalnya lalapan atau dalam bentuk olahan seperti sop atau salad dari berbagai sayuran dan buah-buahan.
c.       Dianjurkan meminum air putih 8-10 gelas per hari untuk mengimbangi minuman bersoda tinggi. Disamping itu, untuk mengurangi risiko makanan siap saji yang mengandung tinggi lemak dan tinggi kadar garamnya agar mengurangi porsi makanan atau memilih makanan dalam porsi kecil. Kemudian, bagilah porsi itu dengan rekan atau teman. Dan yang terakhir jangan lupa untuk berolahraga secara disiplin dan teratur.
d.      Buah-buahan merupakan pabrik senyawa vitamin, mineral, fitokimia, antioksidan, dan serat makanan alami. Pengolahan buah-buahan menjadi jus merupakan salah satu cara yang baik untuk meningkatkan konsumsi buah buahan di masyarakat. Agar diperoleh asupan serat makanan sebagaimana yang diperlukan tubuh ketika mengonsumsi jus buah hendaknya jus benar-benar dibuat dari buah asli. Jangan sekali-kali tertipu dengan berbagai jenis minuman jus rasa buah yang sebenarnya sama sekali tidak mengandung komponen buah.
e.       Beberapa saran yang perlu diingat dan penting bagi pecinta makanan siap saji adalah hendaknya memulai sarapan pagi dengan menu sehat seperti jus buah, susu rendah lemak atau sereal tinggi serat, dan jangan lupa mengonsumsi sayuran. Asupan makanan yang mengandung tinggi serat sangat bermanfaat dan dapat membantu memperlambat rasa lapar, sehingga akan menekan keinginan untuk mengonsumsi makanan berlemak atau paling tidak hasrat untuk menikmati akan tertunda.













DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, SN, Irawan, R & Hidayat, B.(2009).Obesitas pada Anak. Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Irianto, DP. (2007).Panduan Gizi LengkapKeluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: CV. Andi.
Khasanah, Nur. (2012). Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Laksana.
Kristianti, N.(2009). Hubungan Pengetahuan Gizi dan Frekuensi Konsumsi Fast Food dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Lutfi, R. (2011). Kontribusi Makanan di Sekolah dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bogor. Di akses tanggal 18 April 2017 melalui http://www.journalipb.ac.id
Nilsen, AC.(2008). Majalah Appetite Journey,1/V/Okt 2008 resipitory.upi.edu di akses tanggal 18 April 2017.
Rahayu, Tri. (2015). Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Konsumsi Makanan Siap Saji (Fast food) Medan Tahun 2015. Diakses pada 17 April 2017 pukul 19.34, Dari : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/52085

Tarigan, E.F. (2012). Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Konsumsi Makanan Cepat Saji. Diakses pada 17 April 2017 pukul 19.24, Dari : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31100

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 1 HALUSINASI

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 4 HALUSINASI

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 2 HALUSINASI