Aktualisasi Diri (Kreativitas, Moralitas, Bertanggung Jawab, Bekerja Keras)

Kreativitas merupakan suatu proses yang melibatkan pemunculan gagasan baru, konsep baru dengan mengembangkan waktu, memerlukan latihan, dan upaya yang sungguh-sungguh. Ada banyak aktivitas yang dapat difokuskan untuk menambah kreativitas seperti melakukan perubahan gaya hidup dengan olahraga secara teratur, dan tidur cukup sehingga menghasilkan energi yang diperlukan otak untuk meningkatkan kreativitas. Selain itu berusaha mencari tahu, belajar sebanyak-banyaknya dan buka diri pada ide dan pengalaman baru.
Pengalaman merupakan pelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk berorientasi dan menjalani masa depan untuk terciptanya target masa depan yang sesuai harapan. Di dalam hidup saya banyak sekali pengalaman yang saya dapat khususnya setelah saya berada di dunia kampus. Kampus bukan hanya untuk belajar dan belajar, tetapi juga dapat menciptakan kreativitas-kreativitas yang baru. Lingkungan sangat mempengaruhi untuk menciptakan kreativitas, motivasi dan dorongan dari teman-teman menjadikan diri saya terpacu semangat untuk menciptakan kreativitas.
Terciptanya kreativitas perlu diketahui mengenai kekurangan dan kelebihan untuk mengembangkan kreativitas. Selanjutnya mengimplementasikan kelebihan saya dengan sesuatu hal yang saya suka dan membuat saya nyaman melakukannya seperti halnya mengkreasikan hijab. Awalnya dorongan saya untuk berkreasi karena ada lomba-lomba di suatu fakultas lain. Hal ini membuat saya merasa senang, nyaman dalam melakukannya, ditambah bonus saya mendapat predikat juara 1 lomba hijab syar’i. Mulai dari itu, saya menggali potensi-potensi di dalam diri saya
Suatu hari lomba-lomba hijab kembali lagi diadakan, dan saya mencoba mengikutinya. Saya belajar mengkreasikan hijab sehari sebelum lomba diadakan, tetapi hasilnya saya tidak dapat menjuarai perlombaan tersebut. Bersyukur dengan apa yang saya lakukan dengan memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada. Selanjutnya, saya akan berusaha berlatih untuk mengkreasikan hijab tanpa menunggu perlombaan datang baru berlatih mengkreasikan hijab. Maka dari itu untuk mencapai sebuah keberhasilan perlu usaha berlatih, berlatih dan terus berlatih.
Moralitas merupakan perbuatan seseorang yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik-buruknya perbuatan manusia mengenai sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun. Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Dalam kehidupan sehari-hari keduanya diperlukan untuk melangsungkan aktivitas.
Di dalam kuliah keperawatan saya diajarkan banyak sekali tentang moralitas dan tanggung jawab. Saya merasa bersyukur dapat menjadi pribadi yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Saya berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, berusaha selalu menjaga lisan ketika berkomunikasi dengan orang lain, dan menanamkan sikap bersyukur setiap tindakan yang saya lakukan serta berserah diri mengenai ketetapan yang diberikan Allah SWT.
Suatu hari saya pulang kampung dengan naik bus jurusan Semarang-Surakarta. Waktu itu seusai shalat maghrib saya sudah berada di dalam bus tersebut. Saya duduk pada deretan paling belakang di dekat pintu keluar bus. Beberapa menit kemudian sopir bus mengemudikan kendaraannya. Ketika sampai kota Salatiga terdapat penumpang yang akan naik pada pintu bagian belakang. Disana saya melihat laki-laki tua yang sedang menjerit kesakitan ketika akan masuk bus. Kondektur bus pun kaget melihat laki-laki yang terjepit pintu bus dan berusaha tidak akan menaikkan laki-laki tua tersebut karena menurut dia si laki-laki tua tersebut malah akan menyusahkan pekerjaannya. Tetapi laki-laki tua itu tetap berusaha masuk bus karena beliau takut tidak akan yang membantunya ketika beliau ditinggalkan di pinggir jalan dengan keadaan tangan meteskan banyak darah.
 Rasa tanggung jawab kondektur tersebut tidak ada sama sekali, saya yang biasanya jarang marah, tidak dapat mengontrol emosi saya pada saat itu saya langsung teriak dan menyudahi tindakan kondektur tersebut. Saya membantu laki-laki tua tersebut dan membantu masuk ke dalam bus. Saya teringat pelajaran BLS saat itu, lalu saya tenangkan laki-laki tua itu dan membawanya duduk di samping saya, saya teriak “Siapa yang punya tisu ataupun kain, cepat siapa”, tanyaku pada saat itu. Lalu ada seorang ibu-ibu memberikan tisu kepada saya dan saya segera menangani dan mencoba menerapkan komunikasi terapeutik ketika membantu laki-laki tua. Semua penumpang memandang menuju kearah saya ketika saya membalut tangan laki-laki tua itu. “Kuliah dimana mbak, perawat ya keren sekali ramah dan perhatian, belum tentu anak bapak seperti kamu”, ujar penumpang bus. Saya hanya tersenyum mendengar pujian bapak-bapak penumpang bus itu.
Perjalanan berlanjut saya menemani laki-laki tua  yang merasa kesakitan karena tangannya mengalami pendarahan akibat terjepit pintu bus. Saya bertanya-tanya mengenai asal-usul laki-laki tua itu. Di perjalanan laki-laki tua itu bercerita bahwa dirinya akan berjualan setelah turun dari bus, tetapi malah mendapatkan musibah sehingga beliau tidak bisa lagi berjualan untuk sementara waktu. Mendengar cerita beliau salah satu penumpang bus memberikan uang untuknya dan kondektur bus mengganti rugi dengan memberikan uang berobat kepada laki-laki tua itu. Laki-laki tua itu merasa kesakitan dan selalu merintih kekurangan ekonomi karena tidak bisa berjualan. Di dalam hati saya ingin menangis, ingin rasanya membantu memberikan uang kepada laki-laki tua itu, tetapi saya sendiri kekurangan uang pada saat mau pulang kampung.
 Dunia ini begitu egois terkadang saya berpikir begitu. Rasanya mahal sekali untuk memanusiakan manusia. Uang bukan segalanya yang semua hal bisa dibayar olehnya, tetapi rasa saling membantu dan tanggung jawab penting. Saya merasa sedih melihat kejadian itu hingga sampai saat ini kejadian itu masih teringat di pikiran saya. Kejadian itu membukakan hati saya untuk menguatkan pendirian saya menjadi seorang perawat dan tanggung jawab sebagai perawat. Saya sekarang bangga dengan profesi ini walaupun sebelumnya saya masih bingung dengan jati diri saya. Dari kejadian tersebut saya mendapat kepuasan tersendiri di dalam hidup saya, saya merasa bermanfaat bagi orang lain. Hal tersebut membuat saya yakin bahwa prestasi tidak hanya di dapat di akademik tetapi prestasi dengan dapat bermanfaat demi orang lain merupakan prestasi yang membanggakan.

Bekerja Keras merupakan kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Kerja keras dapat diartikan bekerja mempunyai sifat yang bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Kerja keras memanfaatkan waktu optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapi. Dalam bekerja keras individu sangat bersemangat dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.
Orangtua merupakan kebanggan bagi saya, tanpanya saya tidak akan seperti saat ini. Mereka bekerja keras membanting tulang untuk mencari nafkah bagi anak-anaknya. Keluarga saya merupakan keluarga yang sederhana. Saya anak keempat dari empat bersaudara. Awalnya ayah saya tidak pernah bermimpi untuk menguliahkan anak-anaknya, tetapi sekarang nasib berkata lain. Kita semua bisa kuliah kecuali kakak saya yang pertama.
Perjuangan kakak saya yang pertama sangat pantas diacungi jempol, berkat beliau adik-adiknya saat ini bisa melanjutkan kuliah. Beliau rela berkorban menjadi TKI di Malaysia untuk membahagiakan orangtua. Kakak saya yang nomor 2 sekarang sudah lulus sebagai seorang perawat di institusi swasta berkat kerja keras beliau. Beliau yang membiayai kuliah kakak saya sampai lulus. Saat ini kakak saya yang nomor 2 bekerja di Kalimantan dan berpenghasilan lumayan di sebuah perusahaan batubara, disana kakak saya yang nomor 2 menjadi petugas kesehatan yang menjaga klinik di perusahaan tersebut. Sampai saat ini kakak saya yang nomor 2 menguliahkan kakak saya yang nomor 3 sampai lulus. Sekarang kakak saya yang nomor 3 telah bekerja di RS Citra Medika Bekasi.
Kebanggan tersendiri bagi saya mempunyai keluarga yang saling mengerti satu sama lain dan dapat mengangkat derajat orang tua. Padahal kakak saya sudah pada mempunyai istri dan anak, masih saja peduli dan memberikan uang kepada adik-adiknya. Melalui pengorbanan mereka saya menjadi termotivasi untuk tidak pantang menyerah dalam menngapai cita-cita. Saya harus lebih bekerja keras daripada mereka, saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh tanpa mengeluh karena saya merupakan anak terakhir yang mempunyai pendidikan paling tinggi dan harapan dari keluarga saya.
   











Komentar

Postingan populer dari blog ini

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 1 HALUSINASI

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 4 HALUSINASI

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 2 HALUSINASI