Resume Jurnal Chest Pain

          

RESUME JURNAL
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
“NYERI DADA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik 1
Mata Kuliah Teknologi Informasi

Dosen Pengampu : Ns. Elis Hartati, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
Ayu Martha Puri
22020115120043

A.15.1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016






Nyeri Dada

Nyeri dada tidak selalu akibat penyakit jantung. Hubungan antara nyeri dada (angina pectoris) dan penyakit hati yang diterangkan kembali oleh Heberden di 1771. Menurutnya deskripsi nyeri dada adalah sensasi mencekik di dada. Meskipun angina pectoris bukanlah satu-satunya gejala penyakit hati, hal itu merupakan salah satu permasalahan yang paling umum. Mengenai transmisi impuls nyeri dari hati ke otak melalui sumsum tulang belakang masih belum sepenuhnya dipahami, karena lokasi di daerah sumsum tulang belakang yang merupakan sinyal pembawa rasa sakit dari hati yang terletak dekat di daerah di mana sinyal rasa sakit yang sama untuk dinding dada dan lengan yang menerima, diyakini bahwa "spillover" di daerah sumsum tulang belakang ini bertanggung jawab untuk persepsi ketidaknyamanan jantung di daerah lengan, dada, dan terkadang nyeri itu datang kembali. Nyeri dada dapat menjadi petunjuk untuk penyakit arteri koroner tetapi juga dapat disebabkan oleh kondisi noncardiac, yang sebagian besar menyepelekannya. Perhatian yang tepat untuk kualitas rasa sakit dan faktor-faktor yang mendahuluinya dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan apakah nyeri itu berasal dari jantung atau tidak.
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dijumpai pada ruang perawatan akut. Baik disebabkan oleh kardiak maupun nonkardiak. Penyebab nyeri dada akut meliputi : kardiak, gastroesofageal, muskuloskeletal, dan pulmonal. Karakteristik nyeri dada meliputi lokasi, durasi, radiasi, dan kualitas serta gejala penyerta penting untuk diketahui. Penyebab kardiak nyeri dada akut meliputi keadaan iskemik dan noniskemik. Penyebab iskemik meliputi penyakit jantung koroner, stenosis aorta, spasme arteri koroner, dan kardiomiopati hipertrofi. Penyebab noniskemik meliputi perikarditis, diskesi aorta, aneurisma aorta, dan prolaps katup mitral.Penyebab non kardiak meliputi penyebab gastroesofageal, pulmonal, muskuloskeletal, dermatologis dan psikologis. Hasil penelitian di Cina 68% penduduk diantaranya merupakan nyeri dada akut nonkardiak, lebih dari setengah pasien dengan nyeri dada nonkardiak merasa tidak yakin bahwa nyeri dada mereka bukan berasal dari jantung. Selain itu kecemasan dari pasien seringkali melebihi pasien dengan nyeri dada akut kardiak ( Owens, 1986 )
Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen otot jantung. Penyebab IMA yang paling banyak adalah trombosis sehubungan dengan plak ateromatosa yang pecah dan ruptur. Diagnosa IMA dapat dilakukan dengan memperhatikan nyeri dada >20 menit, abnormalitas EKG, peningkatan Creatinin Kinase Mycocardial Band (CKMB),cardiac specific troponin (cTn)T. Dengan penelitian ini didapatkan peningkatan kadar troponin T dan CKMB pada pasien IMA.
IMA merupakan kematian sel sel otot jantung karena iskemia yang berlangsung lama akibat adanya oklusi di arteri koroner, adanya kematian sel miokard pada proses penyakit IMA akibat kurangnya suplai oksigen ke miokard, maka kompensasi dari miokard adalah dengan melakukan metabolisme anaerob agar jantung mendapatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Hasil metabolisme ini yang menyebabkan nyeri dada yaitu asam laktat. Salah satu tindakan untuk mencegah perluasan infark miokard adalah terapi oksigen dengan tujuan agar oksigenasi jaringan adekuat dan menurunkan kerja miokard akibat kekurangan suplai oksigen. Saturasi oksigen adalah kemampuan hemoglobin mengikat oksigen. Ditujukan sebagai derajat kejenuhan atau saturasi (SpO2) ( Rupii, 2005 ). Faktor-faktor yang mempengaruhi saturasi oksigen adalah jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru, kecepatan difusi , dan kapasitas hemoglobin dalam membawa oksigen. Untuk meningkatkan jumlah oksigen yang masuk ke paru paru dapat dilakukan dengan terapi oksigen melalui pemeriksaan oxiometry.
Dengan terapi oksigen binasal kanul pasien mengalami hipoksia ringan, sebagian mengalami peningkatan saturasi oksigen normal, bahwa ada pengaruh perubahan saturasi oksigen yang signifikan sebelum pemberian terapi oksigen dengan setelah pemberian terapi oksigen pada pasien IMA.
Relaksasi benson merupakan teknik relaksasi pasif dengan tidak menggunakan tegangan otot sehingga sangat tepat untuk mengurangi nyeri pada kasus IMA, relaksai ini pengembangan metode respons relaksasi yang melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan lingkungan internal tenang sehingga dapat membantu pasien mencapai kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi. Adanya perbedaan skala nyeri dada pada pasien IMA setelah mendapatkan terapi analgetik seta kombinasi terapi analgetik dan relaksasi benson. Kombinasi relaksasi benson dan terapi analgetik lebih efektif menurunkan nyeri pada pasien IMA dibanding hanya mendapat terapi analgesik. Seperti diketahui dalam keadaan relaksasi seluruh tubuh dalam keadaan seimbang, dalam keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot otot akan rileks dan posisi tubuh nyaman. Keuntungan dari relaksasi benson selain relaksasi juga mendapatkan kemanfaatan dari penggunaan keyakinan seperti menambah keimanan dan kemungkinan akan mendapatkan pengalaman transendensi. Dr Herbert Benson meneliti bahwa dengan relaksasi selama 15 menit akan menyebabkan aktifitas saraf simpatik dihambat, mengakibatkan penurunan konsumsi oksigen oleh tubuh, otot akan relaks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman ( Benson 2000). Relaksasi benson juga berfokus pada kata atau kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme teratur disertai sikap pasrah pada Tuhan YME sesuai keyakinan pasien memiliki makna menenangkan. Maka dari itu relaksasi benson dan terapi analgetik akan lebih baik jika dilakukan dan diterapkan kepada pasien.



DAFTAR PUSTAKA
Joan Kirschenbaum Cohn and Peter F. Cohn. Chest Pain.   Diakses 9 September, 2016. Dari : http://circ.ahajournals.org/content/106/5/530
H. Rampengan ( 2012). Mencari Penyebab Nyeri Dada : Kardiak dan Nonkardiak. Diakses 9 September2016. Dari : http://academicjournal.yarsi.ac.id/ojs-2.4.6/index.php/jurnal-fk-yarsi/article/view/158
Rendy Dwi P, Masrul Syafri, Efrida ( 2014) . Gambaran Kadar Troponin T dan Creatinin Kinase Myocardial Band pada Infark Miokard Akut. Diakses 9 September 2016. Dari: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/search/search
Budi Widiyanto, L.S Yamin (2014). Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA). Diakses 9 September 2016. Dari: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1135
Tri Sunaryo, Siti Lestari (2015). Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap penurunan Skala Nyeri Dada Kiri Pada Pasien Acute Myocardial Infarc di RS Dr. Moewardi Surakarta. Diakses 9 September 2016. Dari : http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/index.php/Int/article/view/138



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 1 HALUSINASI

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 4 HALUSINASI

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 2 HALUSINASI