Disaster Managemen Plan ( Banjir Rob )

                 DISASTER MANAGEMENT PLAN
Banjir Rob di Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Gayamsari Kabupaten Semarang
Disusun untuk memenuhi tugas projek mata kuliah Elektif (Disaster Nursing and Trauma Healing) Kelas A15.1
Dosen : Ns. Dody Setiawan, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh kelompok 3:
1.               Noviana Rohmah         (22020115120026)
2.               Ayu Martha Puri         (22020115120043)
3.               Ni’mah Vicky Priyani (22020115130078)
4.               Sulistiyani                   (22020115120051)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016


A.   PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang darurat bencana banjir terutama banjir rob karena beberapa daerah dikelilingi oleh lautan dan sungai. Banjir rob merupakan genangan air pada bagian daratan pantai yang terjadi pada saat air laut pasang. Banjir rob menggenangi bagian daratan pantai atau tempat yang lebih rendah dari muka air laut pasang tinggi (high water level) (Chandra K. & Supriharjo, 2013).
Banjir rob adalah fenomena yang umum terjadi di kota yang terletak di tepi pantai. Fenomena banjir rob biasanya disebabkan oleh naiknya muka laut juga penurunan muka tanah atau biasa disebut sebagai land subsidence. Fenomena banjir rob yang terjadi hampir disepanjang tahun ini bisa terjadi di musim hujan maupun di musim kemarau. Hal ini menunjukan bahwa curah hujan bukanlah faktor utama yang menyebabkan fenomena banjir rob. Banjir rob terjadi terutama karena pengaruh tinggi-rendahnya pasang surut air laut yang terjadi oleh gaya gravitasi. Gravitasi bulan merupakan pembangkit utama pasang surut (Chandra K. & Supriharjo, 2013).
Terjadinya banjir rob dikarenakan adanya kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pasang surut dan faktor-faktor atau eksternal force seperti dorongan air, angin atau swell (gelombang yang akibatkan dari jarak jauh) dan badai yang merupakan fenomena alam yang sering terjadi di laut. Selain itu, banjir rob juga terjadi akibat adanya fenomena iklim global yang ditandai dengan peningkatan temperatur atau suhu rata-rata bumi dari tahun ke tahun. Lapisan ozon merupakan pelindung bumi dari pengaruh sinar matahari sehingga bila lapisan ini menipis maka akan terjadi pemanasan global sehingga menyebabkan lapisan es di kutub utara dan antartika mencair. Akibatnya, permukaan laut air global naik (Chandra K. & Supriharjo, 2013).
Daerah Semarang Gayamsari merupakan bagian kota Semarang yang terletak di daerah pesisir. Salah satu daerah di Semarang Gayamsari yang sering terkena banjir rob adalah kelurahan Tambakrejo. Kelurahan tersebut secara geografis dikelilingi oleh perairan. Bagian utara berbatasan langsung dengan laut Jawa. Pada sisi timur dibatasi dengan banjir Kanal Timur dan Sungai Banger sedangkan di sisi barat dibatasi oleh Sungai Mati (buntu). Data topografi desa memperlihatkan dari 52,8 Ha luas wilayah Tambakrejo, sekitar 20 Ha adalah kawasan permukiman dan sisanya merupakan kawasan perairan seperti sungai dan tambak. Tidak mengherankan jika banjir rob merupakan hal yang biasa bagi desa tersebut dan hampir setiap hari mereka alami (Pemprov Semarang, 2015). Data Bappeda Kota Semarang (2015) menyatakan bahwa abrasi air laut dari tahun 2005 hingga 2009 sudah menggerus lahan tambak di Tambakrejo sejauh 652,7 m.
    Gambar A.1 Masuk kelurahan Tambakrejo
Dampak terjadinya banjir rob menurut Sudaryanto (2003) adalah dapat mengganggu sanitasi, estetika (keindahan), kesehatan (gatal-gatal dan demam berdarah), psikologi sosial serta kerugian ekonomi karena aktivitas keseharian mereka terganggu. Selain itu, dampak lain yang disebabkan oleh banjir rob adalah terjadinya abrasi pada pantai sehingga daerah sekitar pantai dan ekosistem menjadi rusak. Banjir rob di Tambakrejo ini terjadi setiap hari mulai pukul 16.00-03.00 WIB. Situasi tersebut menimbulkan keresahan pada warga karena apabila intensitas air tinggi, mereka harus mengungsi dan terancam kehilangan mata pencaharian.
Gambar A.2 Salah satu rumah warga yang terendam banjir rob

Berdasarkan penjelasan tersebut dan gambar yang kami sertakan di atas, alasan kelompok kami memilih Kelurahan Tambakrejo adalah  karena kelurahan tersebut berbentuk cekung dan termasuk daerah terparah yang terkena banjir rob. Keadaan tersebut terjadi karena kelurahan tersebut ini mendapat banjir kiriman dari kelurahan Kaligawe dan kelurahan Sawah besar. Oleh karena itu, sangat rentan mengalami banjir rob dan mengalami penurunan tanah. Selain itu, kelurahan Tambakrejo menjadi jalur transportasi ke terminal Terboyo dan Surabaya. Apabila terjadi banjir rob maka akan mengganggu akses  transportasi, kegiatan industri dan menghambat ekonomi masyarakat sekitar.
   
2.      Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan projek ini antara lain:
a.         Mengetahui pengkajian resiko bencana rob yang terjadi di Kelurahan Tambakrejo.
b.        Membuat manajemen plan bencana banjir rob di Kelurahan Tambakrejo.

3.      Manfaat
a.       Bagi Masyarakat umum
1)        Memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai fenomena banjir rob dan daerah-daerah yang rawan bencana banjir rob di wilayah Semarang Utara khususnya Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Gayamsari.
2)        Memberikan informasi mengenai cara menanggulangi bencana banjir rob.
b.      Bagi Warga sekitar
1)        Memberikan informasi mengenai cara menangani banjir rob.
2)        Dengan adanya informasi ini, diharapkan masyarakat memiliki kepedulian untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan hal-hal yang terkait dengan bencana banjir rob.
c.       Bagi Pemerintah
1)        Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai daerah yang perlu dilakukan upaya kesiapsiagaan (preparedness) dan mitigasi bencana banjir rob.   
2)        Sebagai informasi mengenai DAS yang ada di kelurahan Tambakrejo.
3)        Memberikan informasi kepada pemerintah agar dapat melakukan upaya penanggulangan banjir rob secara benar, cepat, dan tepat.
4)        Sebagai bahan informasi bagi pemerintah yang berada di bidang penanganan masalah prasarana kota dan lingkungan


B.     PENGKAJIAN RESIKO BENCANA

1.      Peta Wilayah
Terlampir
2.      Proses Pengkajian
a.       Ancaman (Hazard)
1)        Air laut yang mengalami pasang.
2)        Curah hujan yang tinggi.
3)        Serangan wabah penyakit gatal dan demam berdarah.
b.      Kerentanan
1)        Jarak antara wilayah dari laut sekitar 1 kilometer.
2)        Penurunan tanah setiap tahunnya.
3)        Wilayah kelurahan Tambakrejo berbentuk cekung dan di kelilingi kali tenggang.
4)        Kali Tenggang tidak dapat menampung air kiriman dari laut yang kemudian meluap ke pemukiman warga Tambakrejo.
5)        Padatnya pemukiman penduduk.
6)        Sebagian rumah penduduk dibuat dengan pondasi yang rendah.
7)        Kali Tenggang dan sungai lain tidak kuat menampung air ketika hujan karena tingginya intensitas air yang datang.
8)        Kesadaran salah satu anggota keluarga masih kurang terkait dengan tidak mau apabila tambak miliknya yang dekat dengan laut di ganti rugi oleh pemerintah.
9)        Banyaknya sampah di sekitar wilayah sungai Tambakrejo.

c.       Kapasitas
1)   Sarana dan prasarana
a)    Pemasangan pompa di sekitar jalan
b)   Sebagian rumah penduduk yang memiliki cukup dana, pondasi rumahnya dibuat menjadi lebih tinggi berhubungan dengan adanya peninggian jalan.
c)    Meninggikan jalan sekitar 50-70 cm ketika sudah mengalami kerusakan dan banjir rob bertambah parah.


2)      Sumber Daya Manusia
a)        Masyarakat mulai sadar terjadinya banjir karena kurangnya kepedulian masyarakat terhadap menjaga kebersihan di rumah mereka masing-masing.
b)        Masyarakat mulai menjaga kebersihan bak mandi.
c)        Ada gerakan pemantik untuk mengecek apakah ada jentik-jentik di bak mandi warga Kelurahan Tambakrejo.
d)       Masyarakat secara berkala melakukan gotong royong.
e)        Jumlah penduduk yang muda dari umur 16 sampai 59 tahun yaitu sebanyak 5658 jiwa.
f)         Jumlah penduduk yang tua umur > 60 tahun yaitu sebanyak 691 jiwa.

3.      Analisis Resiko
No
Bahaya
Kerentanan
Kapasitas
Frekuensi/kemungkinan
Tingkat keparahan
Rasional
1.       
Air laut yang mengalami pasang
a.    Jarak antara wilayah dari laut sekitar 1 km.
b.    Kali tenggang tidak dapat menampung air kiriman dari laut.
c.    Wilayah kelurahan Tambakrejo berbentuk cekung dan di kelilingi oleh kali Tenggang.
d.   Kesadaran anggota keluarga  yang masih kurang dibuktikan dengan tidak maunya  tambak milik salah seorang warga yang dekat dengan laut di ganti rugi oleh pemerintah.
e.    Penurunan tanah sekitar 5 cm setiap tahunnya.
a.    Pemasanganpompa di sekitar jalan
b.    Sebagian rumah penduduk yang cukup dana pondasi rumahnya dibuat lebih tinggi.
c.    Meninggikan jalan sekitar 50-70 cm setiap 1 tahun sekali dan ketika jalan sudah  mengalami kerusakan.
d.   Masyarakat secara berkala melakukan gotong royong.
e.    Jumlah penduduk yang muda dari umur 16-59 tahun yaitu sebanyak 5658 jiwa.
f.     Jumlah penduduk yang tua umur > 60 tahun yaitu sebanyak 691 jiwa.


Frekuensi terjadinyabanjir rob pada tahun ini yaitu sebanyak dua kali. Pertama yaitu sekitar bulan Juni (mendekati hari raya Idul Fitri) dan periode kedua  yaitu bulan Septembersampai dengan sekarang.
Parah
Terjadinya air laut yang mengalami pasang membuat wilayah ini mengalami banjir rob yang terjadi setiap hari yang diperparah  dengan kali tenggang tidak dapat menampung air laut ketika pasang. Selain itu, bentuk wilayah kelurahan Tambakrejo yang cekung membuat wilayah ini terjadi rob setiap hari. Namun yang sedikit membantu mengatasi tingkat keparahan sehingga tidak menjadi sangat parah adalah adanya  pemasangan pompa di sekitar jalan dan meninggikan bangunan serta  jalan.
2.       
Curah hujan yang tinggi
a.    Kali tenggang tidak mampu  menampung air ketika hujan.
b.   Wilayah kelurahan Tambakrejo berbentuk cekung di kelilingi kali tenggang.
c.    Kesadaran akan kebersihan kurang.
a.       Pemasangan pompa di sekitar jalan untuk menanggulangi apabila terdapat banyak genangan air di jalan bisa langsung disedot dan dialirkan ke sungai besar.
b.      Sebagian rumah penduduk yang cukup dana rumahnya didesain lebih tinggi.
c.       Meninggikan jalan sekitar 50-70 cm setiap satu tahun sekali atau  ketika sudah mengalamikerusakan.
d.      Masyarakat secara berkala melakukangotong royong membersihkan daerah sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan.
e.       Jumlah penduduk yang muda dari umur 16-59 tahun yaitu sebanyak 5658 jiwa.
f.       Jumlah penduduk tua yang berumur > 60 tahun sebanyak 691 jiwa.

Ketika musim penghujan terjadi curah hujan yang tinggi seperti bulan-bulan sekarang.
Sangat parah.  Karena ketika  datang musim penghujan, banjir rob di kelurahan tersebut lebih tinggi dari biasanya.
Terjadinya curah hujan yang tinggi membuat wilayah ini semakin parah karena kali tenggang dan sungai tidak dapat menampung air ditambah dengan wilayah kelurahan Tambakrejo yang cekung dan  dikelilingi oleh kali Tenggang. Selain itu, kurangnya kesadaran warga terhadap kebersihan juga amat sangat kurang seperti masih membuang sampah di sungai.
3.       
Wabah penyakit gatal-gatal dan demam berdarah.
a.       Banyak genangan air yang terjadi hampir setiap hari karena banjir rob yang memudahkan tumbuh kembang nyamuk.
b.      Air dari banjir rob sangat kotor yang dapat menyebabkan gatal
a.       Masyarakatmulai sadar untuk menjaga kebersihan di  rumah mereka masing-masing.
b.      Masyarakatmulai menjaga kebersihanbak mandi.
c.       Ada gerakan pemantik untuk mengecek apakah ada jentik-jentik nyamuk di bak mandi warga kelurahan Tambakrejo.
d.      Masyarakatsecara berkala melakukangotong royong dan membersihkan lingkungan sekitar.
e.       Jumlah penduduk yang muda dari usia 16 -59 tahun yaitu sebanyak 5658 jiwa.
f.       Jumlah penduduk tua dengan usia > 60 tahun yaitu sebanyak 691 jiwa.
Frekuensi terjadinya kasus demam berdarah  pada tahun ini sudah berkurangdari tahun sebelumnya. Dari tahun sebelumnya, hampir  satu RW mengalami demam berdarah dan   sekarang menjadi  tidak terkena karena adanya program dari pemerintah bekerja sama dengan ibu-ibu PKK Kelurahan Tambakrejo yang melakukan tindakan pemantik setiap satu bulan satu kali.
Ringan
Adanya gerakan pemantik yang dilakukan ibu-ibu PKK sangat membantu mengurangi jumlah penderita demam berdarah di daerah tersebut.



C.                RENCANA MANAJEMEN BENCANA

1.      Pemerintah
a.       Penyediaan alat penyedot air tenaga listrik.
b.      Melakukan normalisasi tambak bandeng di Desa Tambakrejo.
c.       Melakukan normalisasi kali tenggang di Desa Tambakrejo.
d.      Pemasangan pompa air di sepajang jalan.
e.       Rencana pembuatan infrastruktur seperti yang ada di Banjir Kanal Timur dan Majapahit yaitu pembuatan jalan lingkar dan penanaman pohon di sekitar sungai.
f.       Meninggikan jalan setiap satu tahun sekali.
Gambar C.1 Jalan yang sudah ditinggikan

2.      Masyarakat
a.       Memelihara pompa air yang terpasang di sekitar jalan raya sehingga setiap terjadi genangan air bisa langsung dibuang ke sungai.
b.      Melakukan gotong royong bersih daerah sekitar segera setelah banjir rob terjadi.
c.       Melakukan penyedotan air segera setelah banjir rob terjadi.
d.      Membuat jadwal rutin untuk melakukan gotong royong apabila ada infrastruktur daerah tersebut yang rusak.

3.      Keluarga
a.       Merenovasi rumah dengan cara meninggikan bangunan rumah setiap kali ada peninggian jalan.
Gambar C.2 Salah satu rumah warga yang sudah ditinggikan

b.      Menyediakan pompa penyedot air di masing-masing rumah untuk menanggulangi jika sewaktu-waktu banjir rob yang datang dengan frekuensi besar.
c.       Turut serta menjaga kebersihan rumah maupun lingkungan sekitar dengan memberikan edukasi pada anak mengenai larangan membuang sampah di sungai, larangan bermain di tepi sungai, dan anjuran untuk menjaga kesehatan.
d.      Selalu menyediakan peralatan P3K di masing-masing rumah, apabila terjadi gangguan kesehatan yang dialami warga akibat banjir rob dapat ditangani dengan segera.
4.      Individu
a.       Ikut memelihara pompa penyedot air yang terpasang di sepanjang jalan dan melakukan perawatan setiap seminggu sekali.
b.      Berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong yang diadakan oleh masyarakat.
c.       Menjaga kebersihan rumah terutama kebersihan bak mandi serta memastikan saluran-saluran air dapat mengalirkan air dengan lancar agar tidak menjadi sarang nyamuk yang dapat menyebabkan demam berdarah.
e.       Selalu menyediakan peralatan P3K di masing-masing rumah, apabila terjadi gangguan kesehatan yang dialami warga akibat banjir rob dapat ditangani dengan segera.

D.    PEMBAHASAN
Kondisi banjir rob di wilayah Semarang akan menjadi masalah yang bertambah parah apabila tidak segera ditangani. Banjir rob merupakan genangan air pada bagian daratan pantai yang terjadi pada saat air laut pasang. Banjir rob menggenangi bagian daratan pantai atau tempat yang lebih rendah dari muka air laut pasang tinggi (high water level) (Chandra K. & Supriharjo, 2013). Fenomena  banjir rob di Semarang tepatnya di Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Gayamsari masih menjadi isu hangat dari dulu sampai sekarang karena terjadi secara berangsur-angsur tanpa adanya upaya penanggulangan yang serius. Kelurahan tersebut mengalami banjir rob karena dikelilingi oleh sungai yaitu sungai Tenggang dan sungai Kanal Timur. Sungai tidak dapat menampung air karena kondisinya yang dipenuhi dengan sampah sehingga sungai tidak dapat menampung air dari laut dan meluap ke permukiman warga. 
Gambar D.1 Jalan yang terendam air rob
Gambar D.2 Salah satu rumah warga yang terendam banjir rob
Hampir setiap hari menjelang malam, genangan air selalu terjadi sebagai akibat dari banjir rob. Warga menyatakan bahwa tinggi banjir rob sekitar 1 meter dan akan surut setelah subuh. Sampai saat ini belum ada upaya penanganan yang sesuai untuk permasalahan ini. Beban pembangunan yang merambah wilayah Tambakrejo juga semakin besar karena terjadinya penurunan muka tanah di darat yang ikut berpengaruh terhadap semakin parahnya banjir rob yang dibuktikan dengan penurunan tanah sebesar 5 cm setiap tahunnya sehingga setiap tahun dilakukan peninggian jalan.
Sungai yang kotor dan sampah yang menumpuk menjadikan banjir rob di kelurahan Tambakrejo menjadi semakin parah tiap tahunnya dikarenakan kesadaran dan kepedulian masyarakat yang kurang terhadap kebersihan sungai sehingga sungai selalu penuh karena sampah dan tidak dapat menampung air rob. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang mengambang di sungai sehingga mengeluarkan bau yang sangat busuk. Tidak hanya berbau busuk tetapi sampah-sampah yang menumpuk tersebut menghambat saluran air, sehingga menjadikan saluran air kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Hal itu menjadikan masalah banjir rob semakin menggenangi rumah warga.
Upaya pemerintah yang kurang sigap, tanggap, cepat dan tepat semakin memperparah banjir rob yang sering terjadi hampir setiap hari ini. Pompa yang digunakan untuk menyedot air ke sungai sering hilang karena kurang ketatnya pengawasan. Selain itu, pompa yang digunakan pun yang berkekuatan kecil yaitu hanya berkekuatan 6 PK. Padahal, intensitas air yang semakin hari semakin naik ini perlu adanya diesel berkekuatan besar untuk mampu menyedot air dengan cepat sehingga air dapat langsung dialirkan ke sungai dan tidak menggenang di jalan raya maupun sampai masuk ke rumah warga.
Dampak yang timbul setelah terjadinya banjir rob adalah masyarakat mengalami gatal-gatal di tubuhnya karena air rob yang kotor dan berbau tidak sedap. Selain itu, menurut keterangan lurah Tambakrejo, banjir rob ini meningkatkan wabah atau nyamuk demam berdarah sehingga dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkala yang dilakukan oleh pegawai kelurahan dan warga. Program ini tentunya sangat mendukung penanggulangan dampak banjir rob yaitu meningkatnya wabah demam berdarah.
Upaya penanggulangan banjir rob ini sudah dilakukan mulai dari meninggikan badan jalan, pengerukan sungai, pembangunan pompa penyedot air hingga pengosongan tambak ikan lele. Namun upaya tersebut masih belum mengatasi banjir rob di wilayah Tambakrejo. Dalam penggunaan pompa air pun membutuhkan banyak pengeluaran yaitu setiap hari harus menghabiskan bahan bakar sekitar 5 liter. Lurah Tambakrejo selalu mengkoordinir warganya untuk iuran membeli bensin akan  tetapi lurah Tambakrejo pun tidak kuasa melakukannya lagi karena warga yang susah untuk di mintai iuran. Selain itu, dalam pengosongan tambak juga masih ada satu warga yang tidak mau tambaknya dibeli untuk digunakan sebagai penampung air sehingga menghambat upaya penanggulangan banjir rob.
Kasus demam berdarah dan gatal-gatal banyak terjadi di RW 3, 4, 5, 6 dan 7. Hal ini dikarenakan daerah tersebut paling parah terkena banjir rob dan banyaknya genangan air. Program Kelurahan Tambakrejo untuk menangani kasus demam berdarah adalah dengan melakukan tindakan pemantik oleh pihak kelurahan, ibu-ibu PKK beserta warga untuk menghilangkan jentik-jentik nyamuk selama satu bulan sekali dan melakukan fogging. Namun menurut kelompok kami hal tersebut tidak efektif karena tindakan pemantik hanya dilakukan sebulan sekali dan tidak ada pengontrolan apakah warga benar-benar melakukan hal tersebut atau tidak. Selain itu, tidak semua warga ikut serta dalam program tersebut sehingga hanya sebagian masyarakat yang mengetahui cara untuk menghilangkan jentik-jentik nyamuk di rumah mereka masing-masing. Tindakan fogging pun hanya dilakukan pada saat ada warga yang masuk rumah sakit karena demam berdarah.
Kelompok kami memberikan beberapa saran kepada pihak pemerintah Kelurahan Tambkarejo untuk melakukan fogging secara berkala karena di salah satu rumah warga kami melihat banyak sekali nyamuk sehingga dikhawatirkan dapat meningkatkan kasus demam berdarah. Pengontrolan warga agar melakukan tindakan membasmi jentik-jentik nyamuk juga perlu dilakukan agar kepedulian masyarakat meningkat. Kepedulian masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan di daerah Tambakrejo menurut kami masih kurang. Oleh karena itu, pentingnya hidup sehat seperti melakukan 3M (menguras, menutup, mengubur) secara berkala dan tidak membuang sampah sembarangan perlu ditingkatkan. Untuk kasus gatal-gatal, kelompok kami menyarankan agar masyarakat menyediakan obat gatal, salep kutu air dan obat-obatan lain di rumah mereka masing-masing.  
            Gambar D.3 Salah satu rumah warga yang mengalami peninggian
Masyarakat berharap agar pemerintah menangani permasalahan banjir rob di wilayah Tambakrejo. Tidak hanya itu, masyarakat juga berharap agar pompa-pompa air yang digunakan untuk menanggulangi banjir rob tersebut dapat berfungsi dengan baik sehingga bencana banjir rob dapat teratasi setidaknya dapat mengurangi bencana banjir rob. Pemerintah sudah membantu masyarakat Kelurahan Tambakrejo dengan membangun rumah susun dengan biaya 3 bulan awal gratis, tetapi hal tersebut menjadi kontroversi di masyarakat karena mereka masih nyaman dengan rumahnya yang dulu dan mereka merasa merugi jika harus mengontrak dan membayarnya setiap bulan. Padahal sebagian besar rumah warga tergenang air karena lebih tingginya jalan daripada rumah.
Peninggian halaman rumah sangat diperlukan untuk mencegah air masuk ke rumah. Hal ini efektif untuk menanggulangi air supaya tidak masuk ke rumah. Selain itu juga dapat dilakukan pembersihan saluran air agar ketika bencana rob datang dapat sedikit mengurangi intensitas air yang masuk. Dalam upaya tersebut tidak hanya pemerintah saja yang berperan tetapi masyarakat juga berperan dalam upaya penanggulangan banjir rob dengan menjaga, merawat lingkungan tetap kondusif dan ikut serta dalam memperbaiki pompa air. Dengan begitu permasalahan banjir rob dapat segera teratasi.


E.     PENUTUP
1.        Simpulan
Banjir rob merupakan genangan air pada bagian daratan pantai yang terjadi pada saat air laut pasang. Banjir rob menggenangi bagian daratan pantai atau tempat yang lebih rendah dari muka air laut pasang tinggi. Kelurahan Tambakrejo adalah kelurahan yang berbentuk cekung dan termasuk daerah terparah yang terkena banjir rob. Keadaan tersebut terjadi karena kelurahan tersebut ini mendapat banjir kiriman dari kelurahan Kaligawe dan kelurahan Sawah besar. Oleh karena itu, sangat rentan mengalami banjir rob dan mengalami penurunan tanah. Selain itu, kelurahan Tambakrejo menjadi jalur transportasi ke terminal Terboyo dan Surabaya. Apabila terjadi banjir rob maka akan mengganggu akses  transportasi, kegiatan industri dan menghambat ekonomi masyarakat sekitar.
Kesadaran dan kepedulian masyarakat yang kurang terhadap kebersihan sungai yang diibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang mengambang di sungai sehingga mengeluarkan bau yang sangat busuk memberikan petunjuk kepada Pemerintah untuk segera melakukan pembersihan sungai secara berkala. Upaya pemerintah yang kurang sigap, tanggap, cepat dan tepat semakin memperparah banjir rob yang sering terjadi hampir setiap hari ini. Selain itu, Pompa yang digunakan untuk menyedot air ke sungai sering hilang karena kurang ketatnya pengawasan. Pompa yang digunakan pun hanya berkekuatan kecil yaitu berkekuatan 6 PK, padahal dengan intensitas air yang semakin hari semakin naik ini perlu adanya diesel berkekuatan besar untuk mampu menyedot air dengan cepat sehingga air dapat langsung dialirkan ke sungai dan tidak menggenang di jalan raya maupun sampai masuk ke rumah warga.


2.        Saran
Kesadaran masyarakat akan kebersihan sungai dan lingkungan sekitar perlu ditingkatkan mengingat banyak sampah yang menggenang di sungai. Hal ini tentunya dapat membuat pemandangan semakin bertambah buruk, menimbulkan bau yang tidak sedap dan saluran air tidak bisa mengalir secara lancar. Selain itu, pemerintah juga harus membuat larangan membuang sampah sembarangan agar masyarakat memiliki efek jera dan tidak lagi membuang sampah sembarangan.



DAFTAR PUSTAKA
Chandra K., Rangga & Supriharjo, Rima Dewi. (2013). Mitigasi bencana banjir rob di Jakarta Utara. Jurnal Teknik Pomits. 2 (1), C25-C30.
Anonim. (2015). Pertamina lestarikan pesisir pantai utara Semarang. Diakses pada tanggal 2 November 2016, dari: http://www.pertamina.com/en/social-responsibility/csr-news/pertamina-lestarikan-pesisir-pantai-utara-semarang/?alttemplate=print
Sudaryanto, Budi. (2003). Analisis resiko kerugian ekonomi dan lingkungan akibat banjir air laut pasang (ROB) di kota Semarang. Semarang: Fakultas Ekonomi Undip.


Lampiran





Komentar

Postingan populer dari blog ini

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 1 HALUSINASI

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 4 HALUSINASI

ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA SP 2 HALUSINASI