Perawat Takdirku
Perawat
Takdirku
Semua
berawal dari mimpi, begitu pula dengan cita-cita. Setiap orang pasti memiliki
cita-cita, begitu pula denganku. Aku adalah orang biasa yang dilahirkan dari
keluarga sederhana yang mempunyai harapan besar untuk menjadi seseorang yang bergelut
di bidang kesehatan. Dari kecil aku sudah membayangkan bahwa aku harus bisa
membantu seseorang yang sakit. Maka dari itu aku ingin sekali bergelut di
bidang kesehatan. Namun, semua itu tergantung takdir. Bicara mengenai takdir,
aku jadi teringat dengan rukun iman yang ke-6 yaitu iman kepada qada dan qadar Allah SWT. Semua
takdir seseorang ada di tangan Allah SWT, begitu pula dengan takdirku.
Masa
SMA adalah masa yang menentukan pilihan untuk masuk perguruan tinggi. Waktu itu
aku berfikir keras untuk memilih perguruan tinggi mana yang aku pilih. Aku
bertekad harus masuk perguruan tinggi negeri. Keinginanku hanya di bidang
kesehatan tidak di bidang lain. Entah kenapa aku tidak mempunyai keinginan
selain di bidang kesehatan. Keinginanku dari kecil adalah menjadi seorang
dokter. Menurutku menjadi seorang dokter adalah pekerjaan yang mulia. Bahkan
dari kecil aku sudah membayangkan bahwa namaku dengan gelar dr. Ayu Martha Puri
akan dipasang di depan rumah sakit. Namun seiring berjalannya waktu pemikiranku
pun mulai berubah. Aku mulai berfikir rasional. Mendengar cerita begitu banyak saingan untuk mendaftar jurusan
pendidikan dokter, lalu aku pun kurang percaya diri dengan potensi yang aku
punya, maka dari itu aku putuskan untuk
tidak berani mendaftar pendidikan dokter.
Waktu
itu pendaftaran perguruan tinggi negeri pun sudah mulai di buka, aku memutuskan
untuk mendaftar di kebidanan. Aku memilih kebidanan karena sesuai dengan
keinginan hatiku, aku sangat suka dengan anak-anak maka dari itu aku memilih
kebidanan. Kedua orang tuaku merestui keinginanku untuk menjadi bidan. Aku memutuskan untuk mendaftar di Poltekkes
Surakarta dan UNS jurusan kebidanan lewat jalur raport. Setiap waktu aku terus
berdoa agar dapat masuk di jurusan tersebut. Terutama di kebidanan UNS, karena
jaraknya yang dekat dengan kotaku. Namun
takdir berkata lain, pada saat pengumuman aku pun tidak lolos di UNS maupun di
Poltekkes. Pada saat itu aku merasa kecewa bahwa aku tidak bisa memberikan
kabar baik kepada orang tuaku. Namun, aku sudah berprinsip bahwa apapun yang
terjadi aku serahkan kepada Allah SWT, tetap bersyukur dengan apa yang Allah
SWT takdirkan kepadaku.
Kegagalan
itu pelajaran buatku, menurutku masih banyak kesempatan yang bisa di coba.
Tetapi pada waktu itu pendaftaran yang tersisa adalah di perguruan tinggi
swasta, aku pun masih ragu untuk mendaftar karena tidak sesuai dengan keinginan
hatiku. Aku bingung pada waktu itu. Lalu aku putuskan untuk menunggu pengumuman
SNMPTN, walaupun aku tidak yakin bisa lolos karena aku bukan peringkat parallel
di sekolah. Mungkin anak yang masuk paralel lah yang bisa lolos SNMPTN.
Pada
tanggal 9 Mei 2015, pengumuman SNMPTN pun di laksanakan pada pukul 17.00 WIB.
Waktu itu aku tidak berniat melihat pengumuman, karena aku sudah yakin tidak
mungkin lolos. Tiba-tiba ada pesan baru di handphone ku dari guruku. Pesannya
bertuliskan “ Selamat, lolos SNMPTN Universitas Diponegoro jurusan
keperawatan”. Setelah melihat pengumuman tersebut aku langsung bersujud
syukur dan memberitahukan kabar gembira
itu kepada kedua orangtuaku. Orang tuaku
pun sangat senang mendengar kabar tersebut. Lalu mereka merestuiku di
keperawatan, walaupun aku tidak pernah berniat di keperawatan. Aku percaya
bahwa keberhasilan yang aku dapat ini juga berkat doa kedua orang tuaku. Aku
menjalani apa yang ditakdirkan kepadaku, menurutku restu orang tua adalah restu
Allah SWT.
Sebagai mahasiswa penerus bangsa berjuanglah sebelum impianmu tercapai, sampai waktu yang menghentikanmu. Marilah bekerja keras,bangkit dari janganlah lelah untuk berusaha, berdoa, selalu bersyukur dengan apa yang terjadi kepada kita, karena Allah SWT memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Sebagai mahasiswa penerus bangsa berjuanglah sebelum impianmu tercapai, sampai waktu yang menghentikanmu. Marilah bekerja keras,bangkit dari janganlah lelah untuk berusaha, berdoa, selalu bersyukur dengan apa yang terjadi kepada kita, karena Allah SWT memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Komentar
Posting Komentar